Pemko Payakumbuh didukung anggaran dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), memang sudah membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di kawasan Batang Agam, sejak 2018 lalu.
Namun, SPAM Batang Agam yang dioperasikan oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Sago atau Perumda Tirta Sago tersebut, belumlah paripurna alias belum lengkap dan sempurna.
Ini terungkap setelah Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sumatera Barat (Sumbar) selaku perpanjangan tangan Kementerian PUPR, menyerahkan hibah aset SPAM Batang Agam kepada Pemko Payakumbuh, dengan seizin Kementerian Keuangan, akhir Januari lalu.
Saat penyerahan aset senilai Rp22 miliar itu diketahui, bahwa SPAM Batang Agam baru dilengkapi reserovoir air (tempat penampungan air bersih) dan IPA (Instalasi Pengolahan Air), dengan kapasitas 2 x 50 liter per detik.
Sedangkan bak prasidementasi sebagai tempat penyaringan pertama yang memisahkan partikelir agar tidak masuk ke dalam IPA, ternyata belum dimiliki SPAM Batang Agam. Padahal, bak prasidementasi ini dibutuhkan untuk mengurangi tumpukan sedimen di intake dan meningkatkan kualitas air.
Atas kondisi itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda, saat menerima secara simbolis hibah aset SPAM Batang Agam senilai Rp22 miliar dari Kepala BPPW Sumbar Kusworo Darpito, berharap hibah aset itu bukanlah bantuan terakhir buat Payakumbuh.
Namun merupakan bantuan pembuka bagi rentetan bantuan-bantuan berikutnya dari Kementrian PUPR melalui BPPW Sumbar.
“Satu hal yang juga sangat dibutuhkan saat ini adalah bak prasedimentasi dengan kapasitas 3000, untuk mengurangi tumpukan sedimen di intake dan meningkatkan kualitas air. Mengingat saat ini jumlah pelanggan kita (pelanggan Perumda Tirta Sago/PDAM), sudah mencapai 33 ribu lebih. Dan ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, semoga nanti tidak ada lagi keluhan dari masyarakat,” kata Rida Ananda.
Saat menyampaikan harapan pembangunan bak prasedimentasi untuk SPAM Batang Agam, Rida Ananda didampingi Sekdako Dafrul Pasi, Kadis PUPR Muslim, Kepala BKD Syafwal, Dirut Perumda Tirta Sago Khairul Ikhwan dan Dewan Pengawas Perumda Tirta Sago Tri Venindra.
Sedangkan Kepala BPPW Sumbar Kusworo Darpito, didampingi Indra Putrawan, Bayu Novianto, Bayu Moelyantono, Nova Supradinata, Syafriyanti, dan Prasetio Budi Luhur.
Selain meminta pembangunan bak prasedimentasi untuk SPAM Batang Agam, Rida juga berharap Kementerian PUPR dan Pemprov Sumbar, dapat memperhatikan keberadaan Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Regional Sumbar di Taratak, Padangkarambia, Payakumbuh Selatan.
TPAS Regional yang digunakan empat daerah, yakni Payakumbuh, Bukittinggi, Agam, dan Limapuluh Kota ini, kondisinya sudah over kapasitas.
“Meski amdal-nya sudah ada, dan lahan pun sudah tersedia seluas 3 hektar, namun hal itu sepertinya masih belum masuk dalam prioritas. Untuk itu melalui Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Sumbar (BPPW) bapak Kusworo Darpito, kami berharap agar ini menjadi prioritas dan bisa segera dimaksimalkan,” kata Rida Ananda.
Hanya saja, harapan dari Pemko Payakumbuh ini, belum dikomentari BPWW Sumbar. Kepala BPWW Sumbar Kusworo Darpito hanya berharap, aset Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Berupa Pembangunan SPAM Binaan Kota Payakumbuh, dapat dimanfaatkan dengan baik. Kusworo juga berharap, aset yang diserahkan seizin Kementerian Keuangan ini dapat dipelihara secara berkala. (frv)