Dinas Pertanian (Distan) Payakumbuh menyatakan, kota ini sudah zero dari Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Sebelumnya, penyakit ini sempat menyerang hewan ternak peliharaan masyarakat. Bahkan, membuat Pemko Payakumbuh sempat menutup operasional pasar ternak di kawasan Koto Baru Payobasuang.
“Saat ini, kasus PMK di Kota Payakumbuh sudah zero. Artinya sudah tidak ada lagi ternak yang terkena PMK. Mudah-mudahan bisa dipertahankan,” kata Kepala Dinas Pertanian Payakumbuh Depi Sastra di kandang ternak Kelompok Tani Kociak, Kelurahan Tigo Koto Dibaruah, Kecamatan Payakumbuh Utara, pekan lalu.
Depi Sastra yang didampingi Kabid Peternakan Sujarmen menyebut, untuk mempertahankan agar Payakumbuh tetap zero dari PMK, salah satu upayanya adalah dengan vaksinasi. “Untuk target kita ada 3000 ekor ternak lagi, dan untuk penandaan kepada 1500 ekor ternak,” ujarnya.
Dinas Pertanian mengapresiasi keterlibatan unsur TNI-POLRI yang ikut membantu mengendalikan PMK dan berharap pada tahun 2023 PMK bisa selesai secara Nasional di Payakumbuh. Artinya PMK tidak berkembang lagi.
“Meski tidak mematikan, tapi PMK merugikan peternak, karena populasi ternak mengalami penurunan. Makanya kita akan laksanakan vaksinasi secara maraton di Kota Payakumbuh,” ujar Depi Sastra.
Pj Wali Kota Payakumbuh Rida Ananda menyebut, pengendalian PMK hingga akhir tahun 2022 lalu menunjukkan hasil positif. Dalam upaya pengendalian itu pula, vaksinasi PMK pada tahun 2023 akan terus dilanjutkan.
“Vaksinasi menyasar hewan rentan yang belum divaksin atau sebagai vaksinasi lanjutan untuk membentuk kekebalan kelompok. Diharapkan seluruh rangkaian vaksinasi dan penandaan ternak ini dapat menjadi milestone keberlanjutan kegiatan pengendalian dan penanggulangan PMK menuju Indonesia Bebas PMK,” ujar Rida. (frv)