
Meski masuk dalam daftar pasar sehat tradisional di Indonesia dan sudah memiliki Sertifikat Nasional Indonesia (SNI), namun kondisi drainase di Pasar Ibuah, Payakumbuh, masih kumuh dan terabaikan. Terutama sekali di kawasan Ibuah Barat bagian belakang atau lewat Jalan Bengkulu.
Pantauan Padang Ekspres, Senin (20/2) dan Selasa sore (21/2), drainase atau got di kawasan Ibuah Barat, tepatnya dekat areal masuk dan parkir kendaraan bagian belakang, tergenang air berwarna hitam pekat dan beraroma tidak sedap. Selain digenangi air, sampah-sampah juga menumpuk dan berserakan.
Pengunjung Pasar Ibuah prihatin dengan kondisi kebersihan di areal bagian belakang Ibuah Barat ini. Bahkan tidak sedikit pengunjung yang malas pakai sandal ke Pasar Ibuah Barat saat musim penghujan karena kondisi pasar yang becek. Para pedagang juga tidak sedikit yang mengeluhkan kondisi ini.
“Agak kumuah Pasa Ibuah Barat kalau musim hujan. Yo bana lanyah. Aia bandanyo baserak ka jalan nan balubang. Lah taganang-ganang (Pasar Ibuah Barat agak kotor kalau musim hujan. Betul-betul tergenang. Air got tumpah ke jalan berlubang. Tergenang-genang),” kata Thiza, 39, ibu rumah tangga yang pergi membeli dasun (bawang putih tunggal) ke Pasar Ibuah.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Pasar Payakumbuh, Arnel, saat dikonfirmasi Padang Ekspres menyebut, drainase atau got di Pasar Ibuah Barat, masih berfungsi. Saluran pembuangannya ada di bandar bagian depan.
Sayangnya, Arnel mengaku belum tahu dengan kondisi drainase di bagian belakang Pasar Ibuah Barat yang tergenang. “Nanti kita lihat. Terima kasih atas informasinya,” kata Arnel kepada Padang Ekspres.
Sekadar diketahui, Pasar Ibuah atau Pasar Ibuh, mulai dibangun sebagai pasar tradisional pada tahun 1980-an. Pembangunan dilakukan dalam dua tahap Pembangunan kawasan Pasar Ibuh Barat didanai Inpres Pasar No.7 tahun 1982/1983.
Sedangkan pembangunan kawasan Pasar Ibuh Timur dibiayai dana Inpres Pasar No.10 tahun 1983/1984. Setelah itu, dilakukan lagi pengembangan Pasar Ibuah dalam empat tahap.
Pembangunan tahap I dilakukan pada tahun 1985-1986, dengan dibangun 428 toko atau kios dan 66 petak meja batu. Pembangunan tahap II pada tahun 1993- 1994, dengan tambahan 56 petak toko atau kios dan 40 petak meja batu.
Pembangunan tahap III pada tahun 2008 dianggarkan sebesar Rp3,5 miliar berupa revitalisasi los daging dan los ikan menggunakan APBD dan APBN. Pembangunan tahap IV pada tahun 2009 dianggarkan Rp2,5 miliar untuk membangun seratusan petak toko dan 84 palung dalam satu atap dan perbaikan drainase.
Pembangunan tahap V pada tahun 2010 sudah menyelesaikan 64 kios harian, didukung tambahan satu los berfungsi sebagai tempat menjual makanan dan minuman seperti di mall.
Selain itu juga dilakukan pelapisan dengan beton jalan lingkungan Pasar Ibuh, pelapisan jalan ini untuk mengatasi jalan pasar yang berlobang agar tak becek di hari hujan. Namun belakangan ini, kondisi jalan di Pasar Ibuah, terutama Ibuah Barat, mulai banyak lagi yang tergenang dan berlubang. (frv)