Abrasi Pantai Rusak 3 Rumah, Perhatian Pemerintah Minim

11
Ilustrasi.(IST)

Tingginya gelombang pasang yang terjadi sejak tiga hari terakhir di Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), menyebabkan tiga unit rumah semipermanen di Kampung Pasa, Kenagarian Api- Api, Kecamatan Bayang, rusak parah dan nyaris terseret ombak.

Untuk mengantisipasi dampak dan kerugian lebih besar lagi, terutama korban jiwa, belasan jiwa yang mendiami tiga unit rumah tersebut terus meningkatkan kewaspadaannya, serta mengungsi ke tempat yang lebih aman bila gelombang pasang kembali tinggi.

“Gelombang pasang air laut ini sudah terjadi sejak tiga hari ini. Karena ombak terus menghantam, sehingga membuat rumah saya bersama dua rumah semipermanen lainnya di kawasan ini mengalami rusak berat. Bahkan nyaris terseret gelombang ke dalam laut,” kata Zulkifli 47, salah seorang pemilik rumah kemarin (7/12).

Untuk menghindari dampak buruk yang lebih besar, semua peralatan rumah tangga dan barang elektronik yang dimiliki juga sudah dipindahkan ke lokasi lain.

Ia menyayangkan sejak peristiwa abrasi itu terjadi, belum ada perhatian dari pemerintah setempat.

Zulkifli berharap ada upaya penanganan abrasi di Pantai Api-Api itu sesegera mungkin agar tidak memberikan dampak yang lebih luas lagi.

“Ini merupakan dampak dari belum tuntasnya pemasangan batu jeti pengaman bibir pantai di Kampung Api-Api ini. Sebab bagian yang belum terpasang batu jeti itu, terus mengalami kerusakan, walau sebelumnya (tahun 2019, red) telah dipasang karung berisi pasir untuk penanganan sementara,” ujarnya.

Ia menambahkan, abrasi yang terjadi di kawasan itu bukan yang pertama kalinya. Tapi sudah berulang terjadi seperti pada tahun 2019 lalu.

Hal yang sama juga dikatakan Hendra 42, warga lainnya. Ia menjelaskan, abrasi itu juga telah merusak jalan kabupaten yang ada di sekitar kawasan wisata itu.

Dia khawatir bila tidak dilakukan penanganan segera, kerusakannya akan lebih parah lagi. “Jalan yang rusak ini juga merupakan akses untuk menuju kawasan Wisata Pantai Api-Api. Kami tinggal di sini karena kawasan ini sudah mulai banyak kunjungan oleh wisatawan, sehingga kami di sini bisa berjualan minuman dan makanan,” ujarnya.

Baca Juga:  Badan Jalan Batu Mundan Terban, Mandeh dan Sungai Nyalo Terancam Terisolasi

Ia berharap kepada dinas terkait agar ratusan karung pasir yang tertimbun di kawasan pantai itu dapat digali kembali menggunakan alat berat, untuk dipasang kembali di sekitar depan bangunan rumah semi permanen yang mereka tempati itu.

“Kalau dapat antisipasi awalnya seperti itu pak. Karung pasir yang tertimbun itu digali pakai alat berat. Kalau pakai tenaga manusia sulit, karena sangat berat,” harapnya.

Komandan Pos (Danpos) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pessel yang meliputi area Kecamatan Bayang, Bayang Utara, dan Kecamatan Koto XI Tarusan, Delvi, ketika dihubungi kemarin (7/12) menjelaskan, pihaknya telah turun ke lokasi melihat kondisi di lapangan.

Melalui kunjungan itu dia menyarankan kepada pemerintah nagari agar dapat membuat laporan ke BPBD Pessel terkait usulan dan upaya antisipasi awal dalam penanganan tanggap darurat.

Berdasarkan laporan itu, kata dia, nantinya BPBD dapat menindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang diatur.

“Ya, silakan buat laporannya dulu dari pemerintah nagari. Sampaikan apa-apa saja yang perlu dilakukan untuk penanganan tahap awal. Nanti, kami juga bisa berkoordinasi dan melakukan upaya sesuai kewenangan,” ucapnya.

Menurutnya, penanganan abrasi Pantai Api-Api sudah menjadi prioritas pemerintah daerah. Pemerintah daerah juga telah mengusulkan pemasangan batu jeti untuk mencegah abrasi lebih parah.

“Namun karena pandemi Covid-19, sehingga upaya itu masih belum juga terwujud. Entah kapan realisasinya, kita juga belum tahu,” tuturnya.

Untuk saat ini, masyarakat yang tinggal di bibir pantai diminta untuk lebih waspada karena kondisi gelombang pasang menjelang akhir Desember ini berpotensi sering terjadi.

“Saya minta masyarakat untuk terus meningkatkan kewaspadaan. Bila terjadi bencana lebih besar sebagaimana dikhawatirkan, diminta kepada masyarakat dan pemerintahan nagari segera melapor ke pihak BPBD kabupaten agar bisa dilakukan penanganan dengan segera,” pintanya. (yon)