Hutan Mangrove Cegah Abrasi Pantai

4
PELESTARIAN: Kondisi hutan mangrove di salah satu pesisir pantai di Pessel beberapa waktu lalu. Hutan mangrove ini dinilai dapat memperkecil risiko abrasi pantai.(IST)

Keberadaan hutan mangrove dapat mengantisipasi kerusakan lingkungan, terutama sekali kerusakan dari abrasi ketika gelombang terjadi. Berdasarkan hal itu maka kesadaran masyarakat secara bersama-sama untuk menjaganya dari kerusakan sangat diharapkan.

Harapan itu disampaikan Kepala Dinas Perikanan dan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Firdaus, Selasa (14/3) di Painan. Dijelaskannya, menjaga kelestarian hutan mangrove amatlah penting, karena secara fisik dapat memperkecil risiko bencana seperti gelombang pasang, abrasi pantai, termasuk juga sebagai laboratorium alam dan tempat wisata.

“Jadi masyarakat harus tahu bahwa menjaga kelestarian hutan mangrove itu selain bermanfaat untuk penahan lumpur yang berasal dari daratan, juga dapat  memperkecil risiko bencana seperti gelombang pasang, abrasi pantai. Bahkan juga sebagai laboratorium alam dan tempat wisata. Dari itu mari kita bersama-sama untuk menjaganya,” kata Firdaus.

Dijelaskan juga, hutan mangrove juga memberikan kehidupan bagi ikan dan habitat lainnya. Sebab hutan mangrove bisa menjadi daerah sumber makanan bagi ikan dan habitat lainnya yang ada di laut.

“Khusus di Pessel, salah satu upaya dalam menyikapinya adalah melalui pelestarian hutan mangrove. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan masyarakat melalui kelompok di sekitar kawasan pantai. Baik dalam hal pelestarian, maupun dalam hal penanaman atau pengembangan,” katanya.

Baca Juga:  Badan Jalan Batu Mundan Terban, Mandeh dan Sungai Nyalo Terancam Terisolasi

Hal itu disampaikan sebab pelestarian hutan mangrove membutuhkan kepedulian dari semua pihak baik swasta, pemerintah, maupun masyarakat awam.

“Masyarakat harus menyadari bahwa keberadaan mangrove sangat penting demi menjaga kawasan bibir pantai dari abrasi air laut. Sebab keberadaan hutan mangrove di beberapa kawasan pantai sudah semakin berkurang, termasuk juga di daerah ini,” jelasnya.

Dia juga menjelaskan di daerah itu sekarang terdapat dua kelompok masyarakat yang memiliki kepedulian menjaga kelestarian hutan mangrove. Dua kelompok masyarakat itu adalah Kelompok Peduli Lingkungan (KPL) yang tergabung pada Laskar Turtle Camp (LTC) Amping Parak di Kecamatan Sutera, dan kelompok Cinta Bahari Nusantara Salido di Kecamatan IV Jurai.

“Karena hutan mangrove berada di sepanjang bibir pantai di daerah ini, sehingga saya berharap kedepannya ada kelompok lainnya yang juga memiliki kepedulian yang sama terhadap lingkungan. Bahkan saya berharap ini bisa muncul di setiap nagari yang memiliki pesisir pantai,” tutup Firdaus. (yon)