
Patroli keamanan sekolah merupakan ujung tombak keamanan di sekolah. Siswa yang terpilih melalui seleksi akan berperan sebagai pelopor di sekolah dengan cara berkolaborasi dengan berbagai pihak. Seperti polisi, dishub, satpol PP dan lainnya dalam menciptakan keamanan dan ketertiban.
Hal ini disampaikan Kepala SMAN 10 Sijunjung Arniwita. Katanya SMAN 10 Sijunjung ini telah melantik 25 orang siswanya sebagai patroli keamanan sekolah. Para siswa tersebut akan menjadi pelopor keamanan dan ketertiban berlalu lintas.
Pelantikan ini digelar di Sungailansek, Kecamatan Kamangbaru, dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Rahhmad MM, Kadis Perhubungan Sijunjung Bobby Roespandi, Satlantas Polres Sijunjung serta tokoh masyarakat setempat.
Arniwita mengatakan, animo siswa untuk mengikuti program patroli keamanan sekolah cukup tinggi sehingga pihak sekolah melakukan seleksi.
“Keinginan siswa untuk bergabung cukup tinggi, namun karena jumlahnya terbatas sehingga kita lakukan seleksi dalam berbagai bidang. Siswa yang mendaftar mencapai 120 orang, dan yang dinyatakan lulus 25 orang,” jelasnya.
Siswa yang tergabung ke dalam patroli keamanan sekolah nantinya akan diberi pembekalan oleh pihak terkait.
“Kegiatan ini lebih kepada pelopor keamanan dan ketertiban di sekolah, para siswa nantinya akan jadi contoh. Termasuk membantu pengaturan lalu lintas di jalan, mengatur parkir, kedisiplinan dan sebagainya di lingkungan sekolah,” tukasnya.
Peran Pdi SMAN 10 diharapkan memberikan dampak positif bagi sekolah serta masyarakat sekitar. Dalam bertugas para siswa yang tergabung patroli keamanan sekolah ini akan selalu berkordinasi dengan pihak terkait, baik itu dengan polisi, Dishub dan Satpol PP.
Siswa patroli keamanan sekolah akan melakukan pengaturan lalu lintas di jalinsum setiap pagi, khususnya di ruas jalan memasuki gerbang sekolah.
“Posisi sekolah kita terletak di pinggir jalinsum, dan ramai dilalui kendaraan. Salah satu peran patroli keamanan sekolah di sini, mengatur arus lalu lintas khususnya di gerbang masuk sekolah,” kata Arniwita lagi.
Ditegaskannya, setiap harinya ada sekitar 500 lebih kendaraan yang keluar masuk sekolah dari arah Jalinsum. Terutama saat pagi dan jam pulang sekolah, kendaraan siswa dan guru keluar masuk dari jalinsum. Tanpa ada pengaturan akan sangat rawan terjadinya kecelakaan. (atn)