Harga Sawit Turun Drastis, Diduga Karena Ekspor CPO Distop

623
ilustrasi. (jawapos.com)

Kalangan petani kelapa sawit Kabupaten Sijunjung sontak menjerit. Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mendadak melorot ke level Rp1.300 – 1.600 sekilo, atau turun 65 persen, per 25 April. Saat ini, harga sawit berkisar Rp 1.670 per kilogram.

Sejumlah kalangan menduga penyebab turunya harga sawit karena kebijakan pemerintah stop ekspor bahan baku minyak goreng. “Tak disangka, harga kelapa sawit mendadak jatuh drastis mencapai Rp 1.600 per kilogram. Bahkan di tingkat bawah (tauke) Rp1.300,” sebut Usman,60, petani kelapa sawit di Nagari Muaro Takung, Kecamatan Kamangbaru, Selasa (26/4).

Jatuhnya harga kelapa sawit menurutnya adalah sebuah petaka karena baginya perkebunan kelapa sawit selama ini menjadi sandaran hidup keluarga. Seiring itu pihaknya beberapa hari lalu juga baru saja membeli pupuk 10 zak dengan harga mahal, yakni di atas Rp 600.000 per zak isi 50 kg.

Untuk membiayai kebutuhan keluarga, kakek dua cucu ini ke depannya merasa buntu. Terlebih sebentar lagi segera tiba Lebaran Idul Fitri 1443 H, tentunya beban pengeluaran otomatis membengkak.

“Kami sebagai masyarakat kecil tidak mengerti soal aturan ini dan itu, maupun indiksi segala bentuk permainan oleh para pengusaha. Ketika ada masalah, malah harga kelapa sawit dijatuhkan, masyarakat dirugikan,” ujar Usman.

Seorang pengusaha jasa DO di PT Kemilai Permata Sawit (KPS) Muaro Takung Jumawardi mengumumkan harga TBS lokal per 26 April berrengger di kisaran Rp1.670 per kilogram. Mengalami penurunan lagi sekitar Rp 300 dibanding harga sehari sebelumnya.

Demi masyarakat, ia berharap agar harga kelapa sawit dapat kembali terangkat dibandrol dengan harga jual yang pantas.  “Harga murah ini dipredisksi akan terus berlanjut sampai akhir Lebaran nanti. Masyarakat mesti tetap bersabar,” tukasnya. (atn)