Kinerja PT BPR Artha Niaga Solok, Aset Tumbuh 46,24%, Laba Tumbuh 206%

110

Sangat Bagus! Itulah label yang patut disematkan atas kinerja manajemen PT BPR Artha Niaga Solok tahun 2022. Aset tumbuh 46,24 persen, realisasi Kredit tumbuh 67,77 persen, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 40,43 persen dan Laba Bersih Usaha tumbuh 206,61 persen.

Laporan—Two Efly, Solok

Lompatan kinerja kembali mampu dibukukan manajemen PT BPR Artha Niaga Solok. Kali ini, selain aset yang tumbuh besar, laba bersih usahanya pun tumbuh 206,61 persen lebih. Selain itu, seluruh indikator usaha juga bertumbun rerata di atas 50 persen.

Alhamdullilah kerja keras team work dan dukungan dari stakeholder membuat kita bisa bekerja maksimal. Tahun buku 2022 total aset tercapai Rp 20,62 Miliar, realisasi Kredit tercapai Rp 14,11 Miliar, Dana Pihak Ketiga terkumpul Rp 13,65 miliar. Sementara itu kualitas aktiva juga kian membaik seiring kian mengecilnya ratio Non Perfomance Loan (NPL) menjadi 1,20 persen, ratio BOPO 84,55 persen. Rentetan kinerja bagus inilah yang melambungkan laba dari Rp 136 Juta ditahun 2021 naik menjadi Rp 417 Juta di tahun 2022 atau tumbuh 206,61 persen secara year on year,” ujar Direktur Utama PT BPR Artha Niaga Solok Dedi Saputra yang didampingi Komisaris Utama Yunasri Anga kepada Padang Ekspres kemarin.

Menurut Dedi, tumbuh besarnya aset tahun 2022 tak terlepas dari kian kuatnya dukungan stakeholder. Selain itu, seluruh strategi yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank pun berjalan dengan baik, sehingga capaian kinerja re rata melampaui target yang ditetapkan.

“Terima kasih atas dukungan dan kerja keras dari seluruh stakeholder,” ujar Dedi Saputra.

Aset, Dana dan Beban

Selalu ada lompatan. Itulah yang terpantau dari tahun ke tahun pada PT Artha Niaga Solok. Tahun buku 2022 ini asetnya kembali bertumbuh tinggi.

Hingga akhir tahun 2022 total aset tercatat sebanyak Rp 20,62 miliar. Realisasi asset ini tumbuh 46,25 persen dibandingkan aset tahun 2021 yang lalu. Selain bertumbuh, realisasi aset ini juga tercapai 120 persen dari target yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank.

Melambungnya asset tak terlepas dari maksimumnya kinerja tresurry dan realisasi Kredit. Hingga akhir tahun 2022 total Dana Pihak Ketiga terhimpun sebanyak Rp 13,65 miliar. Realisasi Dana Pihak Ketiga ini juga bertumbuh 50,43 persen secara year on year. Selain bertumbuh realisasi Dana Pihak Ketiga ini tercapai 122 persen target yang ditetapkan bersama pemegang saham.

Dari dua produk penghimpun dana, keduanya sama sama mengkontribusi pertumbuhan. Total dana tabungan yang mampu dihimpun sampai 31 Desember 2022 tercatat sebanyak Rp 5,45 miliar atau tumbuh 15,95 persen secara year on year. Sementara itu dana Deposito sampai akhir tahun 2022 terhimpun sebanyak Rp 8,20 Miliar atau tumbuh 63,34 persen secara year on year.

Bertumbuhnya dana tentulah berdampak pada beban. Sampai akhir tahun 2022 beban bunga kontraktual yang musti dibayarkan tercatat sebanyak Rp 771 Juta atau tumbuh 56,07 persen dibandingkan beban bunga kontraktual tahun lalu.

Baca Juga:  Spesifik Sea Food, Dapua3 Hadir di Kota Solok

“Beban bunga kita memang bertumbuh namun pertumbuhan beban bunga masih jauh berada dibawah pertumbuhan kredit. Artinya, likuiditas yang didapatkan mampu didistribusikan kembali dengan maksimal”, ucap Dedi Saputra

Kredit dan Pendapatan

Sama halnya dengan treasurry, realisasi kredit PT BPR Artha Niaga Solok justru jauh lebih baik. Sepanjang tahun 2022 realisasi kredit merupakan pengkontribusi pertumbuhan terbesar.

Sampai akhir tahun 2022 tercatat total realisasi Kredit PT BPR Artha Niaga Solok sebanyak Rp 14,11 Miliar. Realisasi kredit ini bertumbuh sebesar 67,77 persen secara year on year. Selain bertumbuh besar, realisasi kredit ini juga tercapai 115 persen dari target yang ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank.

Berhasilnya manajemen melakukan ekspansi kredit tentulah berdampak positif pada pendapatan. Pendapatan bunga yang mampu dibukukan sampai akhir tahun 2022 tercatat sebanyak Rp 2,87 Miliar atau tumbuh 54,30 persen dibandingkan pendapatan bunga tahun 2021 yang lalu. Sementara itu pendapatan lainnya tercapai Rp 223 juta atau tumbuh 62,77 persen secara year on year.

“Total akumulasi pendapatan PT BPR Artha Niaga Solok tahun 2022 tercapai sebesar Rp 3,10 Miliar atau tumbuh 55,77 persen dibandingkan total pendapatan tahun 2021”, ujar Dedi Saputra

NPL dan Laba Bersih Usaha

Kredit yang bertumbuh tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit tentulah hanya akan menghasilkan beban.

Manajemen PT BPR Artha Niaga Solok terpantau mampu memahami itu dengan baik. Peningkatan kredit berhasil diimbangi dengan peningkatan kualitas kredit. Buktinya ratio kredit bermasalah justru kian mengecil. Per 31 Desember 2022 ratio NPL tercapai 1,20 persen.

Begitu juga dengan ratio biaya. Agresifnya dipasar dana dan kredit tak membuat manajemen loss control dalam mengendalikan biaya. Buktinya ratio Biaya Operasional berbanding Pendapatan Operasional (BOPO) tercapai 84,55 persen.

“Kredit yang bertumbuh, kualitas kredit yang meningkat dan diperkuat pengendalian biaya yang berjalan baik inilah berdampak positif pada kinerja laba. Laba bersih usaha berjalan berhasil ditingkatkan dari Rp 136 Juta ditahun 2021 naik menjadi Rp 417 juta ditahun 2022 atau tumbuh 206,61 persen secara year on year,” ujar Dedi Saputra.

Sementara itu Komisaris Utama Yunasril Anga juga mengucapkan selamat dan terima kasih atas kerja keras manajemen.

“Sebagai pemegang saham pengendali kami sangat senang dengan capaian ini. Tak sia sia rasanya kami yang berada di rantau berinvestasi dikampung halaman. Semoga tahun 2023 ini manajemen PT BPR Artha Niaga Solok bisa menghasilkan “kejutan positif” kembali. Untuk itu bekerja keras dan cerdaslah di lapangan,” tukas Yunasri Anga yang juga merupakan pengusaha asal Minang nan sukses berbisnia di pulau Dewata Bali.(***)