Latih Pelaku Usaha Kembangkan Pangan Olahan

NILAI JUAL: Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra membuka workshop pengolahan pangan lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan Kota Solok beberapa waktu lalu.(IST)

Pemko Solok harapkan pelaku usaha pangan lokal mau mengembangkan pangan olahan, yang juga berkaitan dengan percepatan penganekaragaman pangan masyarakat berbasis sumber daya lokal.

Hal tersebut disampaikan Wakil Wali Kota Solok Ramadhani Kirana Putra saat membuka workshop pengolahan pangan lokal yang diselenggarakan oleh Dinas Pangan bertempat di aula SMKN 1 Kota Solok beberapa waktu lalu.

Wawako menyambut baik program pendampingan pengolahan pangan lokal yang diprakarsai Dinas Pangan. Harapannya juga akan berlanjut sampai pengembangan wisata kuliner di Kota Solok yang saat ini sedang mulai ramai.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mudah-mudahan peserta workshop mendapatkan ilmu dan pengetahuan untuk bisa diimplementasikan dan diterapkan bagi ibu-ibu yang punya usaha kuliner,” tukasnya.

Kepala Bidang Konsumsi, Penganekaragaman dan Keamanan Pangan, Dinas Pangan Kota Solok, Yurmiati mengatakan, bulan lalu, Dinas Pangan juga sudah melatih 30 pelaku usaha pangan olahan agar mereka bisa lebih mengembangkan pangan nonberas dan nonterigu.

Ia berharap pelaku usaha di Kota Solok dapat bersinergi dengan pemerintah untuk mengembangkan cemilan pangan lokal tersebut dengan bahan baku pangan lokal nonberas nonterigu.

Baca Juga:  Pastikan Pendataan Sektor Pertanian Akurat

Produk olahan pangan lokal bukan berbahan dasar dari beras dan terigu menjadi potensi yang cukup baik untuk dikembangkan karena pola pikir masyarakat saat ini sudah mulai berangsur berubah.

“Hal ini menjadi tantangan bagi pelaku usaha pangan lokal agar dapat menyediakan produk pangan lokal yang bervariasi, menarik, unik dan baru. Sehingga tidak kalah saing dengan produk olahan terigu yang banyak beredar di pasaran,” katanya.

Disebutkannya saat ini permintaan tepung terigu untuk olahan pangan semakin meningkat, sementara permintaan pasar tidak sebanding dengan produksi dan impor tepung terigu. Untuk itu, kata dia diperlukan alternatif pengganti berupa tepung modified cassava flour (mocaf) merupakan tepung ubi kayu yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga berbentuk seperti butiran beras. (frk)