Aset BPR Malibu Tumbuh, NPL Turun, Laba Naik

96

Naikkan aset, pacu kredit dan kendalikan biaya. Itulah yang dilakukan PT BPR Malibu di tahun 2020 untuk memacu pertumbuhan laba. Total asset tercapai Rp 14,53 Miliar, realisasi kredit Rp 10,54 Miliar, Dana Pihak Ketiga Rp 10,71 Miliar, NPL 1,56 persen dan laba bersih usaha tumbuh menjadi Rp 141 Juta.

Banyak cara yang dapat ditempuh untuk memaksimalkan kinerja laba. Ada yang bertumpu pada memaksimalkan realisasi kredit untuk memacu pendapatan bunga dan ada pula yang menekankan pada efisiensi biaya. Namun, sedikit berbeda dilakukan PT BPR Malibu ditahun 2020. Sepanjang tahun pandemic Covid-19 ini, manajemen PT BPR Malibu memacu kinerja dengan memaksimalkan pertumbuhan Asset dan memaksimal realisasi kredit sambil terus mengendalikan biaya operasional agar lebih efisien dan efektif.

“Kita memang melakukan kolaborasi strategi untuk mempertahankan sustainable usaha. Selain terus memacu asset, realisasi kredit juga kita maksimumkan agar bisa memacu pendapatan bunga sambil tetap melakukan pengendalian biaya. Alhamdulillah hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan, total asset tercapai Rp 14,53 Miliar, realisasi kredit Rp 10,54 Miliar, Dana Pihak Ketiga Rp 10,71 Miliar dan laba bersih usaha tumbuh dari Rp 87 Juta ditahun 2019 menjadi Rp 141 Juta ditahun 2020”, ujar Direktur Utama PT BPR Malibu Vicky Azhari yang didampingi Direkturnya Popy Bustami, Senin (1/3/2021).

Menurut Vicky, kolaborasi strategi merupakan kata kunci agar BPR Malibu bisa terus tetap berkembang di tengah deraan perlambatan ekonomi pasca deraan Covid-19. Selain pasar kredit yang sangat lesu di tahun 2020 biayapun terus merangkak naik. Kondisi ini juga dipersulit oleh lahirnya kebijakan restrukturisasi oleh pemerintah yang membawa dampak pada Cash Flow perusahaan.

Dari evaluasi per 31 Desember 2020 tercatat total Dana Pihak Ketiga yang mampu dihimpun PT BPR Malibu tercatat sebanyak Rp 10,71 Miliar atau tumbuh dibandingkan dengan realisasi Dana Pihak Ketiga tahun 2019 yang lalu dengan realisasi Rp 10,51 Miliar.

Dari dua sumber penghimpun dana, produk tabungan memberikan pertumbuhan signifikan. Total dana tabungan yang mampu dihimpun selama tahun 2020 tercapai sebanyak Rp 6,89 Miliar atau tumbuh 15,41 persen dibandingkan total dana tabungan tahun 2019 yang lalu dengan realisasi sebesar Rp 5,97 Miliar. Sedangkan dana deposito sepanjang tahun 2020 terhimpun sebanyak Rp 3,82 Miliar.

“Kita mencoba untuk mengendalikan biaya melalui sumber dana ini. Inipulalah alasanya kenapa kita lebih memaksimumkan sumber dana melalui dana tabungan. Ini juga linier dengan beban bunga yang musti dipikul oleh perusahaan. Tahun 2020 ini beban bunga mengalami penurunan dari Rp 464 Juta ditahun 2019 turun menjadi Rp 450 Juta ditahun 2020. Target kita ke depan dana tabungan ini akan terus dipacu pertumbuhannya”, ucap Vicky.

Secara nasional sektor kredit mengalami perlambatan. Malahan di akhir tahun 2020 pertumbuhan kredit secara nasional sudah menyentuh pertumbuhan minus. Namun, PT BPR Malibu ditahun 2020 masih mampu sedikit bertahan.

Realisasi kredit kita memang sedikit melambat pertumbuhannya ditahun 2020. Perlambatan ini tak terlepas dari dampak lesunya pasar kredit sebagai dampak Covid-19. Total kredit yang mampu kita salurkan sepanjang tahun 2020 tercatat sebanyak Rp 10,54 atau tumbuh dibandingkan realisasi kredit tahun 2019 yang lalu dengan nilai Rp 10,22 Miliar atau tumbuh sebesar 3,13 persen.

Membaiknya kinerja dana dan naiknya realisasi kredit walau terbilang kecil memberikan dampak positif bagi kinerja asset PT BPR Malibu. Tahun 2020 tercatat total asset yang mampu dibukukan sebanyak Rp 14,53 Miliar atau tumbuh 7,47 persen dibandingkan total asset tahun 2019 yang lalu dengan realisasi Rp 13,52 Miliar.

“Asset yang bertumbuh, kredit yang masih berada di trend positif dan biaya operasional yang masih terkendali inilah memberikan dampak pada kinerja laba. Alhamdulillah secara laba kita tahun 2020 ini naik dari Rp 87 juta ditahun 2019 menjadi Rp 141 Juta ditahun 2020 atau tumbuh secara year on year sebesar 62,07 persen”, ungkap Vicky.

Sudah jadi rahasia umum di kalangan perbankan ketika pasar kredit lesu cendrung menghasilkan kredit yang bermasalah. Apalagi melesunya pasar kredit akibat tak bergulirnya roda ekonomi akibat pembatasan aktivitas manusia sebagai antisipasi dari Covid-19.

“Kita memang mewanti wanti betul Non Perfomance Loan (NPL) ini. Harus kita akui realisasi kredit kita tidak bertumbuh sesuai dengan apa yang kita rencana. Untuk itu pulalah kita tak mau kredit yang relative kecil tersebut banyak pula macetnya. Alhamdulilah, tahun ini realisasi NPL BPR Malibu masih baik dengan realisasi 1,52 persen”, ujar Vicky.

Sementara intermediasi BPR Malibu tahun buku 2020 masih terbilang cukup bagus. Realisasi Loan to Deposit Ratio (LDR) masih mampu dicapai diangka 74,41 persen. Padahal tahun 2020 tersebut ekonomi nyaris tak bergulir.

Dari data yang dimiliki Padang Ekspres, PT BPR Malibu merupakan salah satu BPR yang beroperasional di wilayah Kabupaten Tanah Datar dan berkantor pusat di Kanagarian Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo. BPR Malibu secara kepemilikan mayoritas sahamnya dimiliki oleh perantau Lintau dan pelaku usaha di Lintau. BPR Malibu dalam operasional di support oleh dua kantor kas yang terletak di Lintau Buo Utara dan Kanagarian Saruaso Kecamatan Tanjung Emas.

“Alhamdulillah tahun 2020 sudah mampu kita lewati dengan baik. Kinerja usaha dan kualitas usaha BPR Malibupun masih bertumbuh lebih baik. Atas nama manajemen kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terkhusus untuk nasabah setia kami dan masyarakat Tanah Datar. Semoga ditahun 2021 ini PT BPR Malibu bisa tumbuh lebih baik lagi”, tukas Vicky. (two)