Enam BPR di Tanahdatar Resmi Merger. Ini Dia….

175

Satu per satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Sumatera Barat melakukan penguatan fundamental usahanya dengan menempuh jalan merger.

Kali ini Enam BPR di Kabupaten Tanahdatar sepakat dan resmi melakukan merger. Keenam BPR itu; PT BPR Gudam, PT BPR Rangkiang Nagari, PT BPR Cahaya Intan Mandiri, PT BPR Luhak Nan Tuo dan PT BPR LPN Padang Magek dan PT BPR LPN Pandai Sikek.

“Ya, kita enam BPR yang beroperasional di Kabupaten Tanah Datar sepakat untuk melaksanakan merger dan terhitung tanggal 10 Februari 2023 yang lalu sudah resmi beroperasional bersama dengan call sign usaha PT BPR Gudam,” ujar Direktur Utama PT BPR Gudam Masril dan Direkturnya Ashardi, Senin (13/2).

Menurut Masril, bergabung atau mergernya enam BPR di Tanahdatar ini tentulah membawa dampak positif terhadap kelangsungan BPR di Tanahdatar dan pelayanan perbankan pada masyarakat terutama masyarakat di wilayah operasionalnya.

Selain meningkatkan fundamental usaha sekaligus membuka peluang bagi BPR Gudam pasca merger untuk bisa melakukan ekspansi usaha. Baik dalam meningkatkan besaran Dana Pihak Ketiga maupun dalam mendistribusikan Kredit.

“Setidaknya intermediasi dari BPR Gudam pasca merger ini bisa ditingkatkan. Jika selama ini kemampuan dan fungsi itu hanya dilakukan oleh satu BPR Gudam saja maka pasca merger ini dapat dilakukan bersama sama,” ujar Masril.

Masril mengatakan, penggabungan enam BPR ini secara otomatis berdampak pada peningkatan asset. Pasca merger total asset PT BPR Gudam tercatat sebanyak Rp 29,24 Miliar yang bersumber dari asset enam BPR yang merger tersebut.

Adapun rincian Neraca Tutup keenam BPR tersebut adalah PT BPR Rangkiang Nagari sebesar Rp 7,35 Miliar, PT BPR LPN Pandai Sikek sebanyak Rp 3,70 Miliar, PT BPR Cahaya Intan Mandiri sebanyak Rp 2,66 Miliar, PT BPR Luhak Nan Tuo sebanyak Rp 1,85 Miliar, PT BPR LPN Padang Magek sebanyak Rp 2,78 Miliar dan PT BPR Gudam sebanyak Rp 10,95 Miliar.

“Akumulasi, Neraca Tutup dari keenam BPR itulah yang menjadi Neraca buka untuk PT BPR Gudam pasca merger. Secara totali assetnya saat ini tercatat sebanyak Rp 29,24 Miliar”, ucapnya.

Selain meningkatkan asset, merger keenam BPR ini juga membuka peluang untuk ekspansi. Sebab, seluruh akses dan layanan nasabah yang dimiliki oleh keenam BPR ini akan menjadi tempat pelayanan bagi BPR Gudam pasca merger.

“Pasca merger tercatat ada enam kantor untuk melayani nasabah. Diantaranya satu kantor pusat yang beralamat di Jl Sultan Alam Bagagarsyah, Kanagarian Pagaruyung, kecamatan Tanjung Emas dan lima kantor cabang. Kelima kantor cabang itu diantaranya kantor cabang Padang panjang tepatnya di Jalan raya Padang – Panjang Bukittinggi (panyalaian), kantor cabang Tanjung Barulak, di Jalan Raya Padang Panjang-Solok tepatnya di km 15, Tanjung Barulak Kecamatan Batipuh, kantor cabang Batusangkar tepatnya di jalan S Parman No 8 Batusangkar, kantor cabang Padang Magek, tepatnya di jalan raya Batusangkar-Ombilin, kantor cabang Pandai Sikek tepatnya di Jalan TVRI, Jorong Baruah Pandai Sikek” ucap Masril.

“Pasca merger ini totali modal inti minum memang belum terpenuhi. Namun, dengan bergabungnya enam BPR ini kita optimis perlahan lahan modal inti minimum ini bisa diupayakan. Meskipun begitu, manajemen tetap membuka peluang bagi kalau ada investor baru yang mau masuk untuk berinvestasi”, ujar Masril.

Sebelumnya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Perwakilan Sumbar Yusri mengucapkan selamat atas mergernya ke enam BPR di wilayah Operasional Kabupaten Tanah Datar ini.

“Ini adalah langkah maju, menghasilkan banyak potensi. Manajemen harus mampu memanfaatkan potensi itu. Kita harapkan PT BPR Gudam semakin memiliki ketahanan (resilient) terhadap berbagai risiko, kontributif dan kompetitif. Selain itu BPR secara umum juga harus mampu mengembangkan berbagai infrastruktur. Diantaranya peningkatan kapasitas SDM, pengembangan layanan teknologi serta lebih effisien. Tegasnya begini, bank hasil merger harusnya mampu berkinerja jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelum melakukan merger”, ujar Yusri.

Lebih lanjut Yusri mengatakan, semenjak tiga tahun terakhir sejumlah BPR di Sumbar mengambil langkah merger dalam upaya memperkuat fundamental usahanya.

Dari data yang masuk ke OJK setidaknya masih ada beberapa BPR lagi yang berproses untuk melakukan merger. “Mudah-mudahan langkah merger ini bisa membuat BPR di Sumbar lebih kompetitif di pasar seiring meningkatnya permodalan dan akses layanan”, tukuk ujar Yusri. (two)