
Perginya Bulan Suci Ramadhan 1444 H, bukan berarti umat muslim juga harus berhenti melakukan amal ibadah kewajiban. Banyak amal perbuatan yang bisa dilakukan, sembari menunggu kedatangan Ramadhan tahun berikutnya.
Hal ini disampaikan oleh Ustad Jelita Donal dalam tausiahnya saat mengisi pengajian rutin bulanan Majelis Taklim Indonesia (MTI) Kecamatan Padang Barat di Masjid Mujahidin, Minggu (21/5).
Ia menyebut, meski Ramadhan telah berlalu, tetaplah melakukan amal kebajikan, menjalankan perintah Allah SWT sebagaimana harusnya. Meninggalkan segala bentuk larangan-Nya, dalam bentuk dan sekecil apapun.
Adapun beberapa hal yang mesti dilakukan dalam menunggu datangnya Bulan Suci Ramadhan berikutnya, yaitu bersihkan hati. “Bersihkan hati kita dari segala bentuk penyakit, seperti iri, dengki (hasad),” ujarnya.
Karena salah satu yang paling susah dibersihkan di kalangan manusia adalah penyakit hati. Oleh sebab itu penting bagi seluruh orang untuk membersihkan hatinya dari hal tersebut.
“Betul ya ibu-ibu, ada orang yang resah dan iri melihat orang lain bahagia, benci melihat orang lain sehat dan senang, dengki melihat orang lain beli barang baru. Padahal penyakit hati itu hanya akan membuat diri sendiri sengsara,” sebutnya pada jamaah MTI.
Ia mencontohkan ketika seseorang yang benci melihat tetangganya mengenakan pakaian baru, dan orang itu pun tengah menyuap nasi. Karena saking bencinya orang itu pada tetangganya, makan pun jadi tidak berselera.
“Akhirnya siapa yang rugi ibu-ibu? Tetangga beli baju baru, mobil baru seneng. Kita karena dengki, iri. Makan jadi tak enak, timbullah penyakit mag, masuk rumah sakit, yang bayar kita bukan? Tetangga yang kita benci malah hidupnya enjoy bahagia. Malahan kita yang sengsara,” tegasnya pada jamaah.
Maka itu, ia mengimbau agar jamaah memperbanyak amal ibadah. Seperti mengerjakan shalat 5 waktu tepat pada waktunya, rajin membaca Al Quran. Selain itu, perbanyaklah mengikuti pertemuan pengajian, seperti yang kerap dilakukan jamaah MTI Kota Padang.
Tidak hanya itu, ia juga berpesan agar jamaah MTI jauh dari sifat lalai. Lalai dalam beribadah, lalai dalam bertaubat, lalai dalam perbuatan. Tidak sedikit kisah yang bisa dijadikan contoh.
“Bahwa orang tersebut sudah lalai dalam hidupnya. Misalnya, nagari-nagari kita banyak yang hancur karena pempimpinnya sudah lalai. Lalai dalam membuat keadilan,” ungkapnya.
Hal yang bisa dilakukan agar terhindar dari sifat lalai adalah perbanyak istigfar. Perbanyak berdoa, dan memohon ampun pada Allah SWT. “Ketika kita banyak mengingat Allah, maka percayalah Allah akan selalu menuntun kita ke jalan yang diridhoi-Nya,” tutupnya. (d)