Kerugian akibat banjir, longsor dan angin kencang yang melanda 16 nagari di Kabupaten Limapuluh Kota sepanjang Jumat (10/3) dan Sabtu (11/3), mencapai Rp 2,96 miliar.
Kerugian terbesar, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Limapuluh Kota, terjadi karena kerusakan infrastruktur umum berupa jembatan dan jalan, serta lahan pertanian dan perikanan.
“Banjir, longsor, dan angin kencang yang terjadi di 16 nagari pada Jumat dan Sabtu lalu, menimbulkan kerugian cukup besar. Kami sedang melakukan kajian, apakah perlu dilakukan penetapan tanggap darurat bencana. Namun, melihat kondisinya memang diperlukan. Tapi, ini tentu akan dirapatkan terlebih dahulu,” kata Kepala Pelaksana BPBD Limapuluh Kota Rahmadinol kepada Padang Ekspres, Minggu (12/3).
Berdasarkan laporan BPBD Limapuluh Kota, kerugian paling besar akibat bencana alam pada Jumat (10/3) dan Sabtu (11/3), terjadi di Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX. Di nagari yang berbatasan langsung dengan Provinsi Riau ini, ada satu jembatan yang rusak dan dua titik jalan yang amblas karena longsor.
Jembatan yang rusak di Nagari Galugua, berada di Jorong Kototangah. Nilai kerusakan jembatan ini ditaksir Rp 300 juta. Sedangkan jalan yang amblas dan terban, berada pada titik di Jorong Mongan, dengan kerugian ditaksir lebih kurang Rp 1 miliar.
Menyusul Nagari Galugua, kerugian akibat bencana juga dilaporkan BPBD Limapuluh Kota terjadi di Nagari Sialang, Kapur IX. Di nagari ini, ada satu titik jalan amblas karena longsor dan ditaksir menimbulkan kerugian sekitar Rp 300 juta.
Sementara di Nagari Simpangkapuak, Kecamatan Mungka, kerugian akibat banjir ditaksir dinas terkait kepada BPBD Limapuluh Kota mencapai Rp 461 juta. Karena ada sekitar 41,17 hektare areal pertanian dan perikanan yang mengalami kerusakan akibat banjir di Simpangkapuak.
Setali dengan Nagari Simpang Kapuak, banjir yang terjadi pada dua nagari lainnya di Kecamatan Mungka, yakni Nagari Sungai Antuan dan Nagari Talangmaua pada Jumat lalu, juga menimbulkan kerugian cukup besar. Terutama karena banyak areal pertanian dan perikanan yang terendam air.
“Di Sungai Antuan, ada 18 hektare areal pertanian yang terkena banjir dan menimbulkan kerugian sekitar Rp 410,2 juta. Kemudian di Talangmaua, ada 11,31 hektare areal pertanian terdampak banjir, dengan kerugian sebesar Rp 257,52 juta,” kata Rahmadinol.
Adapun di Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, kerugian akibat banjir yang kembali merendam kawasan itu pada Jumat lalu, ditaksir mencapai Rp 59,53 hektare. Karena ada 7 hektare areal pertanian dan perikanan yang terendam air. Selain air juga sempat merendam jalan masuk ke objek wisata Lembah Harau.
Sedangkan di Jorong Purwajaya, Nagari Sarilamak, Harau, kerugian akibat banjir Jumat lalu, belum ditaksir. Namun, BPBD merekomendasikan agar dilakukan kajian teknis dari Dinas PUPR Limapuluh Kota, untuk pembuatan drainase pembuangan air. Sekaligus normalisasi Sungai Batang Harau dan Batang Sinamar.
Dalam kajian cepat BPBD Limapuluh Kota, banjir di Kecamatan Harau dan Kecamatan Mungka adalah banjir berulang yang disebabkan luapan sungai Batang Aia Sialok di Kecamatan Mungka dan Batang Harau di Kecamatan Harayu.
Sedangkan di Nagari Kototangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, kerugian akibat banjir ditaksir mencapai Rp 73,46 juta. Karena ada 1,5 hektare lahan perikanan yang rusak. Kemudian di Nagari Kototangah, Kecamatan Bukitbarisan, penyuluh perikanan setempat melaporkan, ada kolam iklan seluas 180 m2 yang terkena banjir dan membuat pemiliknya rugi Rp 5,3 juta.
“Sedangkan di Nagari Maek, Kecamatan Bukitbarisan, kerugian akibat longsor belum ditaksir. Tapi, tiga titik material longsor yang menimbun badan jalan, itu sudah dibersihkan semua. Begitu pula di Nagari Muaropaiti, Kecamatan Kapur IX yang sempat kebanjiran, itu genangan airnya sudah mulai surut,” kata Rahmadinol.
Bencana alam ini, menurut Rahmadinol juga sudah dilaporkan kepada BNPB, Kemendagri, Kementerian PUPR, Pemprov Sumbar, BPBD Sumbar, dan Bupati Limapuluh Kota. “Laporan terus kita kirim dan kita update. Tim BPBD juga masih bekerja dengan OPD terkait,” kata Rahmadinol.
Disisi lain, Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo bersama Ketua DPRD Deni Asra, mengimbau masyarakat yang berada di Aaerah Aliran Sungai dan perbukitan, untuk selalu siaga dan waspada. Apabila intensitas hujan tinggi dan debit air sungai naik, segera lakukan evakuasi dini.
Safaruddin dan Deni Asra juga mengapresiasi kerja keras TRC BPBD dan gabungan OPD, dalam penanganan banjir, longsor, dan angin kencang. Pihak kecamatan dan pemerintah nagari juga diminta terus berkoordinasi dengan BPBD. (frv)